Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Syiah Kuala bekerja sama dengan Akademi Komunitas Negeri (AKN) Aceh Barat, mengadakan pelatihan keterampilan dasar teknik instruksional (pekerti) bagi dosen dan instruktur AKN Aceh Barat dan AKN Rejang Lebong. Pelatihan yang dilaksanakan secara daring ini berlangsung dari 13 – 20 Agustus 2020.
Ketua LP3M Unsyiah Prof. Dr. Adlim, M.Sc melalui Kepala Pusat Pengembangan Pembelajaran (PIJAR), Dr. Andi Ulfa Tenri Pada, S.Pd. M.Pd mengatakan, program pekerti merupakan program pelatihan yang dapat dimanfaatkan dalam rangka peningkatan kompetensi profesional dosen dalam memangku jabatan fungsional, terutama dalam peningkatan ketrampilan pedagogis.
Menurutnya, pekerti merupakan pelatihan pengembangan profesionalisme dosen yang diselenggarakan DIKTI sejak tahun 1987 yang diperuntukkan bagi dosen-dosen pemula.
“Diharapkan, setelah mengikuti pelatihan pekerti pengetahuan dan ketrampilan dosen meningkat terutama mengenai prinsip-prinsip pedagogik dan metodologi pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar mahasiswa,” kata Andi Ulfa.
Selanjutnya, Andi Ulfa menambahkan pendidikan vokasi berkembang sangat cepat pada satu dekade terakhir ini, terbukti dengan terjadinya peningkatan jumlah peserta didik baru di bidang vokasi sebesar 158% dari tahun 2001 sampai 2010. Hal ini menunjukkan minat masyarakat yang meningkat terhadap pendidikan vokasi.
Mereka berharap dengan menuntaskan studi di pendidikan vokasi, akan lebih memudahkan dalam mendapatkan pekerjaan karena dinilai memiliki keterampilan atau keahlian khusus yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
“Oleh karena itu tenaga pengajar di AKN Aceh Barat harus menemukan teknik pengembangan kapasitas kognitif mahasiswa yang sangat diperlukan untuk menjaga eksistensi di era revolusi industri 4.0 yaitu higher order mental skills, berpikir kritis, dan sistemik,” jelasnya.
Direktur AKN Aceh Barat, Ir. Dailami, M.T. mengatakan, pelatihan Pekerti bertujuan meningkatkan kompetensi bagi dosen dan instruktur pada AKN. Hal itu disebabkan, dosen dan instruktur merupakan komponen penting dalam menghasilkan lulusan dari AKN yang berkompeten.
Selain itu, kegiatan ini meruakan hal yang sangat penting diikuti oleh seorang pendidik, terutama bagi dosen muda dan instruktur guna meningkatkan keterampilan pedagogi dan andragogi.
“Pekerti juga merupakan legalitas dan salah satu unsur yang harus dimiliki oleh dosen dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini disebabkan pada pendidikan vokasi, cenderung praktik dalam pembelajarannya,” ucap Dailami.
Pelatihan yang dilaksanakan secara daring diikuti oleh 28 peserta yang terdiri atas 20 dosen dan 3 instruktur dari AKN Aceh Barat dan 5 dosen dari AKN Rejang Lebong. Meskipun berlangsung secara daring, pelaksanaan micro teaching tetap dipantau oleh observer yang mumpuni di bidang pendidikan dan pengajaran.
Kegiatan ini pada awalnya direncanakan secara tatap muka. Akan tetapi, karena kondisi pandemik Covid-19 kegiatan ini dibuat dalam bentuk daring. Namun, secara substansi seluruh elemen penilaian merujuk pada standar dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh LP3M Unsyiah.
“Untuk micro teaching akan dilaksanakan pada 19-20 Agustus yang berlangsung di AKN Aceh Barat dan AKN Rejang Lebong,” ucapnya.
AKN Aceh Barat dan AKN Rejang Lebong merupakan perguruan tinggi negeri di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan Pekerti ini merupakan bentuk komitmen dan perwujudan dari Renstra Kemdikbud untuk meningkatkan kompetensi SDM para tenaga pendidik.
“Kelulusan dalam mengikuti pekerti ini merupakan hal yang sangat diharapkan bagi institusi dan pribadi dosen dan instruktur. Keseriusan dan ketekunan bapak/ibu dalam mengikuti pelatihan menjadi kunci utama agar kegiatan ini sukses dan memberikan output bagi peserta,” jelasnya.